logo-icon

Berjuang untuk pemenuhan hak-hak Seksual dan Kesehatan Reproduksi

PROFIL LEMBAGA

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Semarang adalah salah satu cabang PKBI Jawa Tengah yang berdiri sejak tahun 1970. Fokus utama PKBI Kota Semarang adalah isu-isu kesehatan reproduksi. Kegiatan awal mula PKBI Kota Semarang adalah kegiatan layanan klinik seperti layanan keluarga berencana (kontrasepsi) dengan sistem kafetaria, pengobatan infeksi menular seksual (IMS) serta promosi kesehatan.

Agenda dan Publikasi

07 Maret 2024

Yuk Kenali Dampak Penyalahgunaan NAPZA terhadap Fisik, Psikis, dan Perilaku


Sumber: BNN Sumsel. (https://sumsel.bnn.go.id/bahaya-narkoba-bagi-remaja-pelajar)


Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat-zat adiktif (NAPZA) telah menjadi permasalahan serius karena dapat memberikan dampak merugikan kepada masyarakat. Pengguna NAPZA mungkin akan merasakan kesenangan sementara setelah mengkonsumsinya. Akan tetapi, jika dikonsumsi secara terus menerus dan melebihi dosis maka akan menimbulkan dampak yang sangat merugikan. Efek negatif yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA seperti penurunan kondisi kesehatan baik secara fisik maupun psikis. Tidak hanya itu, penyalahgunaan NAPZA juga berdampak pada perubahan perilaku yang berisiko dan tidak aman. Agar lebih meningkatkan pemahaman kalian tentang dampak penyalahgunaan NAPZA, Yuk! kita pelajari bersama apa itu penyalahgunaan NAPZA dan bagaimana dampak yang diakibatkan, terkhusus dampak fisik, psikis, dan perilaku.

Penyalahgunaan NAPZA ialah bentuk perilaku dengan melibatkan penggunaan narkotika, psikotropika, dan zat aditif secara berlebihan, melebihi dosis, atau tidak sesuai dengan resep medis. Penyalahgunaan NAPZA dapat berakibat buruk pada kondisi fisik maupun psikis individu. Tidak hanya itu, penyalahgunaan NAPZA juga berdampak pada perubahan perilaku yang tidak aman dan berisiko. Dalam penggolonganya, efek perilaku yang ditimbulkan dari pengguna NAPZA dibagi menjadi 3 yaitu antara lain:

Golongan depresan (downer)
Golongan ini merupakan jenis NAPZA yang befungsi menekan aktivitas sistem saraf pusat, sehingga membuat penggunanya tenang dan tertidur bahkan bias dan tidak sadarkan diri. Golongan depresan ini digunakan untuk meredakan kecemasan, mengurangi stress, menginduksi relaksasi, memperlambat denyut jantung dan pernapasan, serta sebagai obat penghilang rasa sakit dan anestesi. Contohnya: alkohol, ganja, benzodiazepine, barbitulat, opioid seperti morfin, heroin, dan kodein.

Golongan stimulan (upper)
Golongan ini merupakan jenis NAPZA yang berfungsi meningkatkan aktivitas sistem saraf pusat, sehingga penggunanya menjadi aktif, segar, dan bersemangat. Golongan stimulan digunakan untuk meningkatkan kinerja fiisk dan mental agar produktif, meningkatkan kewaspadaan, dan sebagai obat penekan nafsu makan. Contohnya: kokain, amfetamin, metamfitamin, kafein.

Golongan halusinogen
Golongan ini merupakan jenis NAPZA yang dapat mengubah persepsi, suasana hati, dan persepsi sensorik sehingga membuat penggunanya berhalusinasi. Golongan halusinogen digunakan untuk tujuan rekreasional yang dapat mengubah kesadaran dan membuat penggunanya berhalusinasi hingga kecemasan parah. Contohnya: LSD (asam lisergat), psilosibin (jamur sihir), DMT (dimetiltriptamin), PCP (fensiklidin), ketamin. (Udayana, n.d.)

Dampak penyalahgunaan NAPZA pada kondisi fisik individu antara lain:

  1. Sistem imun menurun. Apabila terjadi penurunan pada sistem imun, maka seseorang akan rentan terserang penyakit dan infeksi virus.
  2. Rentan terkena HIV AIDS. Penggunaan NAPZA jenis suntikan yang tidak steril akan rentan tertular virus HIV. Apabila sudah terinfeksi virus HIV, namun tidak mendapatkan penanganan yang tepat dan segera maka akan memperburuk kondisi individu tersebut menjadi AIDS.
  3. Kerusakan organ. Efek samping dari penggunaan NAPZA dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa organ tubuh, seperti organ jantung, hati, ginjal, paru-paru,serta sistem pencernaan.
  4. Gangguan peredaran darah
  5. Rentan terkena penyakit hepatitis dan TBC. Sistem imun yang melemah dapat mengakibatkan individu rentan terinfeksi virus dan bakteri, seperti virus hepatitis dan bakteri Mycobacterium tuberculosis.
  6. Cedera fisik. Individu yang menggunakan NAPZA akan berperilaku berisiko dan tidak aman untuk keselamatan dirinya. Misalnya, tidak fokus mengemudi yang berakibat pada kecelakaan lalu lintas.
  7. Perkembangan menjadi terhambat. Usia anak-anak dan remaja yang telah menggunakan narkoba akan berakibat pada terhambatnya perkembangan dan pertumbuhan fisik. Misalnya, terjadi hambatan pada pertumbuhan otak, tulang, dan organ tubuh lainnya.
  8. Overdosis hingga kematian. Penggunaan NAPZA yang melebihi dosis dapat mengakibatkan overdosis, kejang-kejang, hingga kematian.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan kepada mantan pecandu NAPZA, yaitu subjek R. Ia menyatakan bahwa dampak fisik yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA seperti penurunan pada sistem imun, rentan terinfeksi virus HIV, rentan terkena penyakit (AIDS, Hepatitis, dan TBC), kerusakan pada organ tubuh (hati, paru-paru, jantung, ginjal, dan organ pencernaan), serta perkembangan tubuh menjadi terhambat. Ia juga menambahkan bahwa penyalahgunaan NAPZA dapat berpengaruh pada perubahan nafsu makan, tubuh menjadi mudah lelah, timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung, magh, masalah pencernaan, dan penurunan fungsi reproduksi.

Dampak penyalahgunaan NAPZA terhadap psikis antara lain:


  1. Sulit berkonsentrasi dan daya ingat menurun
  2. Hilangnya percaya diri, apatis, menyangkal, penuh curiga
  3. Perasaan tidak aman bahkan bunuh diri
  4. Sering gelisah, cemas, tegang
  5. Gangguan tidur dan gangguan makan
  6. Mengerjakan sesuatu menjadi lamban dan ceroboh (Rianra et al., n.d.)

Penjelasan di atas diperkuat dengan hasil wawancara kepada subjek R. Ia menyatakan bahwa dampak psikis yang ditimbulkan dari penyalahgunaan NAPZA seperti konsentrasi berkurang, kecemasan, gangguan tidur, gangguan makan, respon cenderung lambat, dan daya ingat menurun. Ia juga manambahkan bahwa dampat lain yang dapat terjadi secara psikis seperti kemampuan menyelesaikan masalah kurang baik, perasaan menjadi sensitif, emosi tidak stabil, tidak dapat berpikir jernih, pola pikir sempit, dan tidak dapat memikirkan bagaimana risiko dari suatu tindakan yang dilakukan.

Dampak penyalahgunaan NAPZA terhadap perilaku antara lain:


  1. Pemurung, pendiam, dan suka menyendiri
  2. Menghindar dari perhatian orang lain
  3. Hilangnya minat bergaul
  4. Tidak perduli dengan sekitar termasuk diri sendiri
  5. Mudah bosan dan tidak sabar
  6. Pemalas bahkan hidup santai
  7. Memicu perilaku menyimpang seperti kejahatan, seks bebas, mencuri, curang, bohong (Virdaus, 2018)

Dampak diatas diperkuat dengan hasil wawancara dengan mantan pecandu NAPZA, subjek R menyatakan bahwa dampak penyalahgunaan narkoba terhadap perilaku pemurung, pendiam, menyendiri, menghindar dari perhatian orang lain, hilang minat bergaul, tidak perduli sekitar termasuk diri sendiri, mudah bosan dan tidak sabar, pemalas, menarik diri dari lingkungan. Ia juga menambahkan dampak pada sisi religiusnya juga akan berkurang karena sikap aslinya tertutup jadi segi spiritualnya juga akan terabaikan. Hal ini juga dibenarkan bahwa orang yang menyalahgunakan narkoba juga sangat cenderung melakukan perilaku menyimpang seperti kriminal, kekerasan, mencuri, menjual yang bukan miliknya, hal ini dikarenakan demi terpenuhinya kebutuhan pemakaian narkoba yang sering kali meningkat daripada sebelumnya.

Nah, sekarang kita sudah mengetahui dampak yang diakibatkan dari penyalahgunaan NAPZA. Wih, sangat merugikan sekali ya bagi kesehatan tubuh dan perilaku sehari-hari. Diharapkan melalui penjelasan di atas dapat menambah wawasan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA serta mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan agar tidak terjerumus ke dalam perilaku merugikan tersebut. Cara untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan bebas dari penyalahgunaan NAPZA, tentunya perlu edukasi, dukungan komunitas, dan akses layanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat tersebut. Tak hanya itu, kita sebagai individu juga memiliki peran untuk membantu penyalahgunaan NAPZA dalam melawan ketergantungan dan menuju pada pemulihan yang berkelanjutan.





Referensi:

Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Selatam. Diakses pada 23 Februari 2024, https://sumsel.bnn.go.id/dampak-penyalahgunaan-narkoba-terhadap-remaja/.,

Kartika. P. S. 2021. Dampak Penyalahgunaan Narkoba Terhadap Remaja. Sumatera Selatan.

Rianra, M., Simanjuntak, G., & Pembimbing, G. (n.d.). Narkoba D.

Udayana, R. sakit universitas. (n.d.). Narkoba/Napza. https://rs.unud.ac.id/narkoba-napza

Virdaus, A. (2018). Penyalahgunaan Narkoba/Narkotika Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja (Studi Kasus di Desa Way Urang, Padang Cermin, Pesawaran. 2.



Gallery

program

Griya ASA

Pendampingan dan penyuluhan pada kelompok beresiko tinggi HIV seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, lelaki seks dengan lelaki, warga binaan penjara dan sebagainya.

Klinik Griya ASA

Menyediakan layanan kesehatan yang ramah terutama kesehatan reproduksi.

Griya PMTCT

Memberikan penyuluhan dan pengobatan pada wanita subur dan ibu hamil tentang pencegahan HIV.

KDS Dewi Plus

Mendampingi dan memberikan dukungan psikologisosial pada orang dengan HIV AIDS (ODHA).

Griya Muda

Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi serta layanan konseling pada remaja.

Penelitian dan Pengembangan

Menyediakan pelayanan pendidikan, penelitian dan kemah kerja untuk masyarakat, akademisi dan peneliti terkait isuisu yang ditangani PKBI Kota Semarang.

mitra