Sumber : YakubovAlim. (https://www.istockphoto.com/id/portfolio/YakubovAlim)
Seiring berjalannya waktu, perkembangan metode pencegahan HIV semakin inovatif untuk mengurangi kasus baru HIV. Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) menjadi komponen penting dari strategi pencegahan HIV, ditujukan untuk individu yang berisiko tinggi terinfeksi HIV sebagai lapisan perlindungan tambahan. Namun, kesalahpahaman tentang PrEP timbul, menyebabkan kesalahan persepsi dan kesalahpahaman di kalangan masyarakat umum. Dalam artikel ini, memberikan panduan yang jelas dan komprehensif untuk PrEP, menghilangkan mitos dan menawarkan informasi yang tepat bagi individu untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang kesehatan seksual mereka.
Menghilangkan Mitos dan Kesalahpahaman
Apa itu PrEP?
Pre-Exposure Prophylaxis, atau PrEP, adalah rejimen pengobatan yang digunakan oleh individu HIV-negatif untuk mengurangi risiko tertular HIV. PrEP biasanya melibatkan minum pil harian yang mengandung dua obat antiretroviral — tenofovir dan emtricitabine — yang bekerja sama untuk mencegah HIV membentuk infeksi permanen di dalam tubuh.
Bagaimana Cara Kerja PrEP?
PrEP bekerja dengan memblokir enzim kunci yang dibutuhkan HIV untuk bereplikasi dan menyebar di dalam tubuh. Jika dikonsumsi secara tepat dan berkelanjutan, PrEP dapat efektif mengurangi risiko penularan HIV hingga 99%.
Siapa yang Harus Mempertimbangkan untuk Menggunakan PrEP?
PrEP direkomendasikan untuk individu yang berisiko tinggi terinfeksi HIV, termasuk:
Salah satu kesalahpahaman umum tentang PrEP adalah bahwa hal itu mendorong perilaku seksual berisiko. Namun, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang menggunakan PrEP tidak terlibat dalam perilaku berisiko lebih tinggi daripada mereka yang tidak. PrEP bukanlah ‘tiket’ untuk melakukan hubungan seks tanpa kondom; sebaliknya, ini adalah alat tambahan bagi individu untuk melindungi diri dari HIV.
Mitos lain adalah bahwa PrEP hanya untuk individu promiscuous atau mereka yang berada dalam hubungan non-monogami. Pada kenyataannya, PrEP ditujukan untuk siapa saja yang berisiko tinggi terinfeksi HIV, terlepas dari status hubungan atau aktivitas seksual mereka.
Bagaimana Mendapatkan Akses PrEP
Mengakses PrEP lebih mudah dari sebelumnya, saat ini Kota Semarang memiliki 4 puskesmas penyedia PrEP antara lain Puskesmas Poncol, Puskesmas Halmahera, Puskesmas Lebdosari, Puskesmas Kedungmundu. Bagi teman-teman yang tertarik untuk memulai PrEP bisa melakukan diskusi terlebih dahulu dengan PL PKBI Kota Semarang atau pertugas kesehatan di Puskesmas penyedia PrEP.
Memahami Efek Samping dan Risiko
Seperti obat apa pun, PrEP mungkin memiliki efek samping bagi beberapa individu, termasuk mual, sakit kepala, dan linu sendri. Namun, efek samping ini biasanya ringan dan sementara, dan kebanyakan orang mentolerir PrEP dengan baik. Penting untuk mendiskusikan masalah atau pertanyaan apa pun tentang PrEP dengan tenaga kesehatan puskesmas terkait.
Dengan memberikan informasi yang akurat dan menghilangkan mitos, kami berharap dapat membantu teman-teman untuk membuat keputusan yang bijak sesuai dengan panduan yang diberikan dan mempertimbangkan PrEP sebagai bagian dari strategi pencegahan HIV mereka.