logo-icon

Berjuang untuk pemenuhan hak-hak Seksual dan Kesehatan Reproduksi

PROFIL LEMBAGA

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Semarang adalah salah satu cabang PKBI Jawa Tengah yang berdiri sejak tahun 1970. Fokus utama PKBI Kota Semarang adalah isu-isu kesehatan reproduksi. Kegiatan awal mula PKBI Kota Semarang adalah kegiatan layanan klinik seperti layanan keluarga berencana (kontrasepsi) dengan sistem kafetaria, pengobatan infeksi menular seksual (IMS) serta promosi kesehatan.

Agenda dan Publikasi

22 Maret 2024

Kenal Lebih Dekat dengan PrEP untuk Pencegahan HIV


Sumber : YakubovAlim. (https://www.istockphoto.com/id/portfolio/YakubovAlim)


Seiring berjalannya waktu, perkembangan metode pencegahan HIV semakin inovatif untuk mengurangi kasus baru HIV. Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) menjadi komponen penting dari strategi pencegahan HIV, ditujukan untuk individu yang berisiko tinggi terinfeksi HIV sebagai lapisan perlindungan tambahan. Namun, kesalahpahaman tentang PrEP timbul, menyebabkan kesalahan persepsi dan kesalahpahaman di kalangan masyarakat umum. Dalam artikel ini, memberikan panduan yang jelas dan komprehensif untuk PrEP, menghilangkan mitos dan menawarkan informasi yang tepat bagi individu untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang kesehatan seksual mereka.

Apa itu PrEP?

Pre-Exposure Prophylaxis, atau PrEP, adalah rejimen pengobatan yang digunakan oleh individu HIV-negatif untuk mengurangi risiko tertular HIV. PrEP biasanya melibatkan minum pil harian yang mengandung dua obat antiretroviral — tenofovir dan emtricitabine — yang bekerja sama untuk mencegah HIV membentuk infeksi permanen di dalam tubuh.

Bagaimana Cara Kerja PrEP?

PrEP bekerja dengan memblokir enzim kunci yang dibutuhkan HIV untuk bereplikasi dan menyebar di dalam tubuh. Jika dikonsumsi secara tepat dan berkelanjutan, PrEP dapat efektif mengurangi risiko penularan HIV hingga 99%.

Siapa yang Harus Mempertimbangkan untuk Menggunakan PrEP?

PrEP direkomendasikan untuk individu yang berisiko tinggi terinfeksi HIV, termasuk:

  1. Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL)
  2. Individu dalam hubungan serodiskordan (di mana satu pasangan HIV-positif dan yang lainnya HIV-negatif)
  3. Individu yang terlibat dalam perilaku seksual berisiko tinggi, seperti seks anal atau vaginal tanpa kondom dengan banyak pasangan
  4. Orang yang menyuntikkan narkoba dan berbagi jarum atau peralatan narkoba lainnya

Menghilangkan Mitos dan Kesalahpahaman

Salah satu kesalahpahaman umum tentang PrEP adalah bahwa hal itu mendorong perilaku seksual berisiko. Namun, penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang menggunakan PrEP tidak terlibat dalam perilaku berisiko lebih tinggi daripada mereka yang tidak. PrEP bukanlah ‘tiket’ untuk melakukan hubungan seks tanpa kondom; sebaliknya, ini adalah alat tambahan bagi individu untuk melindungi diri dari HIV.

Mitos lain adalah bahwa PrEP hanya untuk individu promiscuous atau mereka yang berada dalam hubungan non-monogami. Pada kenyataannya, PrEP ditujukan untuk siapa saja yang berisiko tinggi terinfeksi HIV, terlepas dari status hubungan atau aktivitas seksual mereka.

Bagaimana Mendapatkan Akses PrEP

Mengakses PrEP lebih mudah dari sebelumnya, saat ini Kota Semarang memiliki 4 puskesmas penyedia PrEP antara lain Puskesmas Poncol, Puskesmas Halmahera, Puskesmas Lebdosari, Puskesmas Kedungmundu. Bagi teman-teman yang tertarik untuk memulai PrEP bisa melakukan diskusi terlebih dahulu dengan PL PKBI Kota Semarang atau pertugas kesehatan di Puskesmas penyedia PrEP.

Memahami Efek Samping dan Risiko

Seperti obat apa pun, PrEP mungkin memiliki efek samping bagi beberapa individu, termasuk mual, sakit kepala, dan linu sendri. Namun, efek samping ini biasanya ringan dan sementara, dan kebanyakan orang mentolerir PrEP dengan baik. Penting untuk mendiskusikan masalah atau pertanyaan apa pun tentang PrEP dengan tenaga kesehatan puskesmas terkait.

Dengan memberikan informasi yang akurat dan menghilangkan mitos, kami berharap dapat membantu teman-teman untuk membuat keputusan yang bijak sesuai dengan panduan yang diberikan dan mempertimbangkan PrEP sebagai bagian dari strategi pencegahan HIV mereka.

Gallery

program

Griya ASA

Pendampingan dan penyuluhan pada kelompok beresiko tinggi HIV seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, lelaki seks dengan lelaki, warga binaan penjara dan sebagainya.

Klinik Griya ASA

Menyediakan layanan kesehatan yang ramah terutama kesehatan reproduksi.

Griya PMTCT

Memberikan penyuluhan dan pengobatan pada wanita subur dan ibu hamil tentang pencegahan HIV.

KDS Dewi Plus

Mendampingi dan memberikan dukungan psikologisosial pada orang dengan HIV AIDS (ODHA).

Griya Muda

Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi serta layanan konseling pada remaja.

Penelitian dan Pengembangan

Menyediakan pelayanan pendidikan, penelitian dan kemah kerja untuk masyarakat, akademisi dan peneliti terkait isuisu yang ditangani PKBI Kota Semarang.

mitra