logo-icon

Berjuang untuk pemenuhan hak-hak Seksual dan Kesehatan Reproduksi

PROFIL LEMBAGA

Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Kota Semarang adalah salah satu cabang PKBI Jawa Tengah yang berdiri sejak tahun 1970. Fokus utama PKBI Kota Semarang adalah isu-isu kesehatan reproduksi. Kegiatan awal mula PKBI Kota Semarang adalah kegiatan layanan klinik seperti layanan keluarga berencana (kontrasepsi) dengan sistem kafetaria, pengobatan infeksi menular seksual (IMS) serta promosi kesehatan.

Agenda dan Publikasi

09 Januari 2024

Risiko Infeksi Menular Seksual Akibat Perilaku Seks Yang Menyimpang

post-header

Sumber: I Dewa Gede Agung Pranasiwi (vecteezy.com/members/degungpranasiwi)


Infeksi menular seksual atau biasa disebut IMS adalah kondisi yang bisa dialami oleh seorang pria maupun wanita yang sudah aktif secara seksualnya. Namun, risiko penyakit ini dapat dikatakan lebih tinggi pada orang yang melakukan perilaku seks yang menyimpang, penyakit ini menular melalui hubungan intim, baik secara vaginal, anal, hingga oral seksual, selain itu, penularan IMS juga bisa terjadi melalui transfusi darah atau akibat berbagi jarum suntik dengan orang yang sudah mengidap infeksi menular seksual sebelumnya, infeksi juga bisa ditularkan dari ibu hamil ke janin, salah satunya melalui proses persalinan.

Ada banyak jenis penyakit yang masuk dalam kelompok infeksi menular seksual, seperti HIV, gonore, sifilis, chlamydia, Human Papilloma Virus (HPV), hingga trikomoniasis. Kondisi ini seringnya ditandai dengan beberapa gejala, seperti ruam, rasa nyeri, serta sensasi panas pada area alat kelamin. Penyebabnya pun beragam, tetapi ada beberapa pemicu kondisi ini adalah perilaku seks yang menyimpang, dan yang dimaksud perilaku seks menyimpang adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Contoh dari perilaku seks menyimpang ada anal seks, oral seks, fingering, dan berhubungan intim pada saat vagina tidak sehat. Dan di bawah ini penjelasan dari masing-masing perilaku menyimpang seks yang telah disebutkan :

Anal Seks
Anal seks adalah perilaku seksual menyimpang saat hubungan intim dilakukan melalui anus atau dubur. Hal ini sebenarnya tidak dianjurkan, karena anus tidak dirancang untuk menerima penetrasi, berbeda dengan vagina yang memiliki kemampuan dan fleksibilitas untuk menerima penetrasi bahkan sebagai jalan keluar bayi. Maka dari itu, melakukan jenis hubungan intim ini disebut bisa meningkatkan risiko terjadinya cedera, hingga meningkatkan risiko penularan virus.

Oral seks
Oral seks juga bisa menjadi pemicu terjadinya infeksi menular seksual, terutama pada wanita. Sebab, ada kemungkinan pasangan yang melakukan hal ini sedang mengalami infeksi virus tertentu, sehingga penularan melalui mulut bisa terjadi. Sebagai contoh, virus penyebab flu atau radang tenggorokan bisa menular melalui oral seks dan hal ini bisa meningkatkan risiko herpes genital, dan kondisi ini sering ditandai dengan rasa nyeri, kemerahan, dan gatal pada area intim.

Fingering
Fingering atau memasukkan jari ke area intim, termasuk anus, juga bisa menyebabkan infeksi. Pertama, tekanan yang diterima dari jari-jari bisa menyebabkan organ intim menjadi tidak nyaman dan memicu kemerahan. Selain itu, kebiasaan tidak membersihkan tangan atau mencuci tangan juga meningkatkan risiko penularan virus saat melakukan fingering. Kalau sudah begitu, virus dan bakteri bisa ditransfer dan menginfeksi organ intim.

Hubungan intim saat vagina tidak sehat
Ada kondisi di mana vagina mengalami infeksi sehingga mengeluarkan busa atau buih, gatal, serta membengkak. Jika hubungan intim dipaksakan pada saat seperti ini, risiko penularan infeksi bisa meningkat, serta hal ini akan memperlambat proses penyembuhan infeksi pada vagina, berhubungan intim saat haid juga tidak diperbolehkan.

Dari semua jenis penyimpangan seksual, anal seks menjadi yang paling rentan menularkan risiko infeksi menular seksual. Sebagai saluran pembuangan, memang sudah sewajarnya anus tidak tepat digunakan untuk berhubungan intim. Organ ini dikelilingi oleh otot yang berbentuk cincin yang akan mengencang setelah buang air besar. Namun, anal seks yang dilakukan berulang-ulang tidak menutup kemungkinan akan membuat otot ini jadi lemah, jadi bahaya anal seks dapat membuat otot anus tidak bisa menahan kotoran dengan baik sebelum ke toilet. Bikin cemasnya lagi, penetrasi dalam bentuk apa pun melalui anal, bisa menekan jaringan di anus sehingga membuka jalan bagi bakteri dan virus untuk masuk ke pembuluh darah.

Dan perlu diingat lagi, meskipun pelaku dari anal seks tidak mempunyai penyakit menular, tetapi tetap saja mereka rentan terkena infeksi akibat bakteri yang ada di dalam anus. Sebut saja risiko tertular hepatitis, HPV (Human Papillomavirus) virus yang dapat menyebabkan tumbuhnya kutil di berbagai bagian tubuh, herpes, dan infeksi lainnya. Selain itu, hubungan intim yang dilakukan dari anus lalu pindah ke vagina juga berisiko menimbulkan perpindahan bakteri dan memicu infeksi saluran kencing.

Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/cek-fakta-risiko-ims-akibat-perilaku-seks-menyimpang (halodoc.com),
https://www.halodoc.com/artikel/pikir-pikir-dulu-sebelum-hubungan-intim-lewat-belakang (halodoc.com)

Gallery

program

Griya ASA

Pendampingan dan penyuluhan pada kelompok beresiko tinggi HIV seperti pekerja seks, pengguna narkoba suntik, lelaki seks dengan lelaki, warga binaan penjara dan sebagainya.

Klinik Griya ASA

Menyediakan layanan kesehatan yang ramah terutama kesehatan reproduksi.

Griya PMTCT

Memberikan penyuluhan dan pengobatan pada wanita subur dan ibu hamil tentang pencegahan HIV.

KDS Dewi Plus

Mendampingi dan memberikan dukungan psikologisosial pada orang dengan HIV AIDS (ODHA).

Griya Muda

Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi serta layanan konseling pada remaja.

Penelitian dan Pengembangan

Menyediakan pelayanan pendidikan, penelitian dan kemah kerja untuk masyarakat, akademisi dan peneliti terkait isuisu yang ditangani PKBI Kota Semarang.

mitra