Sumber: I Dewa Gede Agung Pranasiwi (vecteezy.com/members/degungpranasiwi)
Infeksi menular seksual atau biasa disebut IMS adalah kondisi yang bisa
dialami oleh seorang pria maupun wanita yang sudah aktif secara seksualnya.
Namun, risiko penyakit ini dapat dikatakan lebih tinggi pada orang yang
melakukan perilaku seks yang menyimpang, penyakit ini menular melalui
hubungan intim, baik secara vaginal, anal, hingga oral seksual, selain itu,
penularan IMS juga bisa terjadi melalui transfusi darah atau akibat berbagi
jarum suntik dengan orang yang sudah mengidap infeksi menular seksual
sebelumnya, infeksi juga bisa ditularkan dari ibu hamil ke janin, salah
satunya melalui proses persalinan.
Ada banyak jenis penyakit yang masuk dalam kelompok infeksi menular seksual,
seperti HIV, gonore, sifilis, chlamydia, Human Papilloma Virus (HPV), hingga
trikomoniasis. Kondisi ini seringnya ditandai dengan beberapa gejala,
seperti ruam, rasa nyeri, serta sensasi panas pada area alat kelamin.
Penyebabnya pun beragam, tetapi ada beberapa pemicu kondisi ini adalah
perilaku seks yang menyimpang, dan yang dimaksud perilaku seks menyimpang
adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan
kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Contoh dari perilaku seks
menyimpang ada anal seks, oral seks, fingering, dan berhubungan intim pada
saat vagina tidak sehat. Dan di bawah ini penjelasan dari masing-masing
perilaku menyimpang seks yang telah disebutkan :
Anal Seks
Anal seks adalah perilaku seksual menyimpang saat hubungan intim dilakukan
melalui anus atau dubur. Hal ini sebenarnya tidak dianjurkan, karena anus
tidak dirancang untuk menerima penetrasi, berbeda dengan vagina yang
memiliki kemampuan dan fleksibilitas untuk menerima penetrasi bahkan sebagai
jalan keluar bayi. Maka dari itu, melakukan jenis hubungan intim ini disebut
bisa meningkatkan risiko terjadinya cedera, hingga meningkatkan risiko
penularan virus.
Oral seks
Oral seks juga bisa menjadi pemicu terjadinya infeksi menular seksual,
terutama pada wanita. Sebab, ada kemungkinan pasangan yang melakukan hal ini
sedang mengalami infeksi virus tertentu, sehingga penularan melalui mulut
bisa terjadi. Sebagai contoh, virus penyebab flu atau radang tenggorokan
bisa menular melalui oral seks dan hal ini bisa meningkatkan risiko herpes
genital, dan kondisi ini sering ditandai dengan rasa nyeri, kemerahan, dan
gatal pada area intim.
Fingering
Fingering atau memasukkan jari ke area intim, termasuk anus, juga bisa
menyebabkan infeksi. Pertama, tekanan yang diterima dari jari-jari bisa
menyebabkan organ intim menjadi tidak nyaman dan memicu kemerahan. Selain
itu, kebiasaan tidak membersihkan tangan atau mencuci tangan juga
meningkatkan risiko penularan virus saat melakukan fingering. Kalau sudah
begitu, virus dan bakteri bisa ditransfer dan menginfeksi organ intim.
Hubungan intim saat vagina tidak sehat
Ada kondisi di mana vagina mengalami infeksi sehingga mengeluarkan busa atau
buih, gatal, serta membengkak. Jika hubungan intim dipaksakan pada saat
seperti ini, risiko penularan infeksi bisa meningkat, serta hal ini akan
memperlambat proses penyembuhan infeksi pada vagina, berhubungan intim saat
haid juga tidak diperbolehkan.
Dari semua jenis penyimpangan seksual, anal seks menjadi yang paling rentan
menularkan risiko infeksi menular seksual. Sebagai saluran pembuangan,
memang sudah sewajarnya anus tidak tepat digunakan untuk berhubungan intim.
Organ ini dikelilingi oleh otot yang berbentuk cincin yang akan mengencang
setelah buang air besar. Namun, anal seks yang dilakukan berulang-ulang
tidak menutup kemungkinan akan membuat otot ini jadi lemah, jadi bahaya anal
seks dapat membuat otot anus tidak bisa menahan kotoran dengan baik sebelum
ke toilet. Bikin cemasnya lagi, penetrasi dalam bentuk apa pun melalui anal,
bisa menekan jaringan di anus sehingga membuka jalan bagi bakteri dan virus
untuk masuk ke pembuluh darah.
Dan perlu diingat lagi, meskipun pelaku dari anal seks tidak mempunyai
penyakit menular, tetapi tetap saja mereka rentan terkena infeksi akibat
bakteri yang ada di dalam anus. Sebut saja risiko tertular hepatitis, HPV
(Human Papillomavirus) virus yang dapat menyebabkan tumbuhnya kutil di
berbagai bagian tubuh, herpes, dan infeksi lainnya. Selain itu, hubungan
intim yang dilakukan dari anus lalu pindah ke vagina juga berisiko
menimbulkan perpindahan bakteri dan memicu infeksi saluran kencing.
Sumber:
https://www.halodoc.com/artikel/cek-fakta-risiko-ims-akibat-perilaku-seks-menyimpang
(halodoc.com),
https://www.halodoc.com/artikel/pikir-pikir-dulu-sebelum-hubungan-intim-lewat-belakang
(halodoc.com)